Sunday 31 August 2008

” Bagi seorang Alim, bertemu dengan setan lebih baek baginya, dari pada bertemu dengan orang Alim seperti dirinya.”


Takut Riya’


Ali bin Fudhail menuturkan bahwa ayahnya, Fudhail membuat kesepakatan dengan Ibnu al-Mubarak untuk bertemu di depan pintu “Bani Syaibah” (Salah satu yang ada di masjidil Haram, edit). Lantas, setelah bertemu, Ibnu al-Mubarak mengajak Fudhail untuk masuk ke dalam masjid, hingga mereka bisa memulai untuk sama-sama belajar. Namun, Fudhail berkata,” Bukankah kalau kita masuk, engkau ingin menyampaikan kepadaku pengetahuan yang tidak aku ketahui dan akupun akan menyampaikan kepadamu pengetahuan yang tidak engkau ketahui?”Ibnu al-Mubarak menjawab, “Benar, memang demikian “ Maka,keduanya pun pergi, dan tidak jadi masuk masjid.

Abu Sulaiman al-khitabi berkata, “Al-Fudhail berkata demikian.

Karena ia tidak suka dengan perbuatan tersebut dan takut riya.” Hal ini, seperti kata-kata Fudhail sendiri,” Bagi seorang Alim, bertemu dengan setan lebih baek baginya, dari pada bertemu dengan orang Alim seperti dirinya.”

Monday 25 August 2008

Awas, Jebakan Di Bulan Rajab!

AMby syamsul for group muslim
Bulan Rajab, sebagaimana postingan terdahulu, banyak dihiasi oleh bersliwerannya hadits-hadits palsu.Maka dalam rangka saling menasehati, saya postingkan ulang mengenai do'a menyambut bulan rajab yang terkenal itu, dari sebuah situs;
Shahihkah Do’a Bulan Rajab ?
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان

Senantiasa kita mendengar do’a sebagaimana tersebut diatas, saat mendekatnya kita dengan bulan suci Ramadhan. Kebanyakan da’i atau penceramah menyandarkan do’a ini kepada Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam. Namun yang menjadi persoalan adalah, apakah benar do’a ini berasal dari Rosululloh (haditsnya shahih)?
Nash Hadits tersebut, Telah disebutkan dalam Musnad Imam Ahmad (1/259)
حدثنا عبد الله ، حدثنا عبيد الله بن عمر ، عن زائدة بن أبي الرقاد ، عن زياد النميري ، عن أنس بن مالك قال : كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل رجب قال : اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبارك لنا في رمضان وكان يقول : ليلة الجمعة غراء ويومها أزهر .
Menceritakan kepada kami Abdullah, Ubaidullah bin Umar, dari Zaidah bin Abi ar-Raaqod, dari Ziyad an-Numairi, dari Anas bin Malik berkata ia, Adalah Nabi shallallohhu ‘alaihi wasallam apabila masuk bulan Rajab, beliau berdo’a ; “Ya Alloh berkahilah kami dibulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami kepada Bulan Ramadhan. Kemudian beliau berkata, “Pada malam jumatnya ada kemuliaan, dan siangnya ada keagungan.
Takhrij hadits,
Diriwayatkan oleh Ibn Sunny dalam “Amal Yaumi wal Lailah” (659) dari jalur ibn Mani’ dikabarkan oleh Ubaidullah bin Umar Al-Qawaririy.
Dan Baihaqiy dalam Su’abul Iman (3/375) dari jalur Abi Abdullah al-Hafidz, dikabarkan dari Abu Bakr Muhammad bin Ma’mal, dari AlFadhil bin Muhammad Asy-Sya’raniy, dari Al-Qawaririy.
Dan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah (6/269) dari jalur Habib bin Al-Hasan, dan ‘Ali bin Harun ia berkata, menceritakan kepada kami Yusuf Al-Qadhi, dari Muhammad bin Abi Bakr, dari Zaidah bin Abi ar-Raaqod.
Dan AlBazar dalam Musnadnya (Mukhtasar Zawaidul Bazar li Hafidz 1/285) dari jalur Ahmad bin Malik al-Qusyairi dari Zaidah.
Hadits tersebut memiliki 2 cacat,
Ziyad bin Abdullah An-Numairy
Berkata Yahya bin Ma’in ; Haditsnya Dhaif
Berkata Abu Hatim ; Haditsnya ditulis, tapi tidak (bisa) dijadikan Hujjah
Berkata Abu ubaid Al-Ajry ; Aku bertanya kepada Abu Daud tentangnya, maka ia mendhaifkannya.
Ibnu Hajr berkata : Ia Dhaif
Zaidah bin Abi Ar-Raaqod
Berkata Al-Bukhary : Haditsnya Mungkar
Abu Daud berkata : Aku tidak mengenalnya
An-Nasa’i berkata : Aku tidak tahu siapa dia
Adz-Dzahaby berkata : Tidak bisa dijadikan hujjah

Komentar Ahlul Ilmi tentang hadits ini,
Al-Baihaqiy dalam Su’abul Iman (3/375) berkata, telah menyendiri Ziyad An-Numairi dari jalur Zaidah bin Abi ar-Raqad, Al-Bukhary berkata, Hadits dari keduanya adalah mungkar.
An-Nawawy dalam Al-Adzkar (274) berkata, kami telah meriwayatkannya dan terdapat kedhaifan dalam sanadnya.
Dan seterusnya lihat http://saaid.net/Doat/Zugail/57.htm
Wallahu a'lam
[di copy paste dari situs ini:
http://alatsar.wordpress.com/2007/07/18/doa-bulan-rajab/ ]

Membongkar Kedok Sufi : Beraqidah Sesat

Tak jauh beda dengan keadaan syi’ah Rafidhah, kaum Sufi – yang sebenarnya masih memiliki keterkaitan akidah dengan mereka – pun mengusung berbagai jenis kesesatan dan kekufuran, sebagai bahaya laten ditubuh kaum muslimin. Bahkan disaat kaum muslimin tidak lagi memperhatikan agamanya, muncullah mereka sebagai kekuatan spiritual yang mengerikan. Sehingga mereka tak segan-segan lagi menampilkan wacana kekufurannya ditengah-tengah kaum muslimin.

Puncak kekufuran yang terdapat pada sekte sesat ini adalah adanya keyakinan atau akidah bahwa siapa saja yang menelusuri ilmu laduni (ilmu batin) maka pada terminal akhir ia akan sampai pada tingkatan fana (melebur/menyatu dengan Dzat Allah). Sehingga ia memiliki sifat-sifat laahuut (ilahiyyah) dan naasuut (insaniyyah). Secara lahir ia bersifat insaniyyah namun secara batin ia memiliki sifat ilahiyyah. Maha suci Allah dari apa yang mereka yakini!!. Akidah ini populer di tengah masyarakat kita dengan istilah manunggaling kawula gusti.

 Adapun munculnya akidah rusak ini bukanlah sesuatu yang baru lagi di jaman sekarang ini dan bukan pula isapan jempol dan tuduhan semata.

Bukti Bukti Nyata Tentang Akidah Manunggaling Kawula Gusti Di Tubuh Kaum Sufi Hal ini dapat dilihat dari ucapan para tokoh legendaris dan pendahulu sufi seperti Al Hallaj, Ibnul Faridh, Ibnu Sabi’in dan masih banyak lagi yang lainnya di dalam karya-karya mereka. Cukuplah dengan ini sebagai saksi atas kebenaran bukti-bukti tadi.

Al Hallaj berkata: “Maha suci Dia yang telah menampakkan sifat naasuut (insaniyah)-Nya lalu muncullah kami sebagai laahuut (ilahiyah)-Nya Kemudian Dia menampakkan diri kepada makhluk-Nya dalam wujud orang yang makan dan minum Sehingga makhluk-Nya dapat melihat-Nya dengan jelas seperti pandangan mata dengan pandangan mata” (Ath Thawaasin hal. 129)

 “Aku adalah Engkau (Allah) tanpa adanya keraguan lagi Maha suci Engkau Maha suci aku Mengesakan Engkau berarti mengesakan aku Kemaksiatan kepada-MU adalah kemaksiatan kepadaku Marah-Mu adalah marahku Pengampunan-Mu adalah pengampunanku “ (Diwanul Hallaj hal. 82)

 “Kami adalah dua ruh yang menitis jadi satu Jika engkau melihatku berarti engkau melihat-Nya Dan jika engkau melihat-Nya berarti yang engkau lihat adalah kami” (Ath Thawaasin hal. 34)

 Ibnu Faridh berkata dalam syairnya:Tidak ada shalat kecuali hanya untukku Dan shalatku dalam setiap raka’at bukanlah untuk selainku. (Tanbih Al Ghabi fi Takfir Ibnu Arabi hal. 64)

 Abu Yazid Al Busthami berkata: ”Paling sempurnanya sifat seseorang yang telah mencapai derajat ma’rifat adalah adanya sifat-sifat Allah pada dirinya. (Demikian pula) sifat ketuhanan ada pada dirinya.” (An Nuur Min Kalimati Abi Thaifut hal. 106 karya Abul Fadhl Al Falaki) Maka diapun mengungkapkan keheranannya dengan berujar: “Aku heran kepada orang-orang yang mengaku mengenal Allah, bagaimana mereka bisa beribadah kepada-Nya?!

Lebih daripada itu, dia menuturkan pula akidah ini kepada orang lain tatkala seseorang datang dan mengetuk rumahnya. Dia bertanya: “Siapa yang engkau cari? Orang itu menjawab: “Abu Yazid.” Diapun berkata: “Pergi! Tidaklah yang ada di rumah ini kecuali Allah.” (An Nuur hal. 84) Pada hal. 110 dia pernah ditanya tentang perihal tasawuf maka dia menjawab: “Sifat Allah telah dimiliki oleh seorang hamba”.

Akidah Manunggaling Kawula Gusti membawa kaum sufi kepada keyakinan yang lebih rusak yaitu wihdatul wujud. Berarti tidak ada wujud kecuali Allah itu sendiri, tidak ada dzat lain yang tampak dan kelihatan ini selain dzat yang satu, yaitu dzat Allah.

 Ibnu Arabi berkata: Tuhan itu memang benar ada dan hamba itu juga benar ada Wahai kalau demikian siapa yang di bebani syariat? Bila engkau katakan yang ada ini adalah hamba, maka hamba itu mati Atau (bila) engkau katakan yang ada ini adalah Tuhan lalu mana mungkin Dia dibebani syariat? (Fushulul Hikam hal. 90)

Penyair sufi bernama Muhammad Baharuddin Al Baithar berkata: “Anjing dan babi tidak lain adalah Tuhan kami Allah itu hanyalah pendeta yang ada di gereja” (Suufiyat hal. 27)

Dalil-Dalil Yang Dijadikan Kaum Sufi Sebagai Penopang Akidah Manunggaling Kawula Gusti

Sepintas, seorang awampun mampu menolak atau bahkan mengutuk akidah mereka ini dengan sekedar memakai fitrah dan akalnya yang sehat. Namun, bagaimana kalau ternyata kaum Sufi membawakan beberapa dalil baik dari Al Qur’an maupun As Sunnah bahwa akidah Manunggaling Kawula Gusti benar-benar diajarkan di dalam agama ini – tentunya menurut sangkaan mereka?!

 Mampukah orang tersebut membantah ataukah sebaliknya, justru tanpa terasa dirinya telah digiring kepada pengakuan akidah ini ketika mendengar dalil-dalil tersebut? Dali-dalil tersebut adalah:

1. Surat Al Hadid 4 : وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ yang artinya: “Dan Dia (Allah) bersama kalian dimana kalian berada.”

2. Surat Qaaf 16 : وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ yang artinya: “Dan Kami lebih dekat kepadanya (hamba) daripada urat lehernya sendiri.

3. Sabda Rasulullah dalam hadits Qudsi: “Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kapada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sampai Aku pun mencintainya Bila Aku mencinatainya maka jadilah Aku sebagai telinganya yang dia mendengar dengannya, mata yang dia melihat dengannya, tangan yang dia memegang sesuatu dengannya, dan kaki yang dia berjalan dengannya. (H.R. Al Bukhari)

 Bantahan Terhadap Syubhat (Kerancuan Berfikir) Mereka Dalam Mengambil Dalil-Dalil diatas

 Dengan mengacu kepada Al Qur’an dan As Sunnah di bawah bimbingan para ulama terpercaya, maka kita akan dapati bahwa syubhat mereka tidak lebih daripada sarang laba-laba yang sangat rapuh.

 1. Tentang firman Allah di dalam surat Al Hadid 4, para ulama telah bersepakat bahwa kebersamaan Allah dengan hamba-hamba-Nya tersebut artinya ilmu Allah meliputi keberadaan mereka, bukan Dzat Allah menyatu bersama mereka. Al Imam Ath Thilmanki rahimahullah berkata: “Kaum muslimin dari kalangan Ahlus Sunnah telah bersepakat bahwa makna firman Allah yang artinya: “Dan Dia (Allah) bersama kalian dimana kalian berada” adalah ilmu-Nya. (Dar’ut Ta’arudh 6/250)

2. Yang dimaksud dengan lafadz “kami” di dalam surat Qaaf: 16 tersebut adalah para malaikat pencatat-pencatat amalan. Hal ini ditunjukkan sendiri oleh konteks ayat setelahnya. Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir Ath Thabari, Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim, Ibnu Katsir dan para ulama yang lainnya. Sedangkan Ath Thilmanki dan Al Baghawi memilih pendapat bahwa yang dimaksud lafadz “lebih dekat” adalah ilmu dan kekuasaan-Nya lebih dekat dengan hambanya-Nya daripada urat lehernya sendiri.

 3. Al Imam Ath Thufi ketika mengomentari hadits Qudsi tersebut menyatakan bahwa ulama telah bersepakat kalau hadits tersebut merupakan sebuah ungkapan tentang pertolongan dan perhatian Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Bukan hakikat Allah sebagai anggota badan hamba tersebut sebagaimana keyakinan Wihdatul Wujud. (Fathul Bari)

 Bahkan Al Imam Ibnu Rajab rahimahullah menegaskan bahwa barangsiapa mengarahkan pembicaraannya di dalam hadits ini kepada Wihdatul Wujud maka Allah dan rasul-Nya berlepas diri dari itu. (Jami’ul Ulum wal Hikam hal. 523-524 bersama Iqadhul Himam)

Beberapa Ucapan Batil Yang Terkait Erat Dengan Akidah Ini

1. Dzat Allah ada dimana-mana. Ucapan ini sering dikatakan sebagian kaum muslimin ketika ditanya: “Dimana Allah berada?” Maka sesungguhnya jawaban ini telah menyimpang dari Al Qur’an dan As Sunnah serta kesepakatan Salaf. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Barang siapa yang mengatakan bahwa Dzat Allah ada di setiap tempat maka dia telah menyelisihi Al Qur’an, As Sunnah dan kesepakatan Salaf. Bersamaan dengan itu dia menyelisihi fitrah dan akal yang Allah tetapkan bagi hamba-hambanya. (Majmu’ Fatawa 5/125)

2. Dzat Allah ada di setiap hati seorang hamba. Ini adalah jawaban yang tak jarang pula dikatakan sebagian kaum muslimin tatkala ditanya tentang keberadaan Allah. Beliau (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah) juga berkata; “Dan adapun keyakinan bahwa Dzat Allah ada di dalam hati setiap orang kafir maupun mukmin maka ini adalah batil. Tidak ada seorang pun dari pendahulu (Salaf) umat ini yang berkata seperti itu. Tidak pula Al Qur’an ataupun As Sunnah, bahkan Al Qur’an, As Sunnah, kesepakatan Salaf dan akal yang bersih justru bertentangan dengam keyakinan tersebut. (Syarhu Haditsin Nuzuul hal 375)

 Beberapa Ayat Al Qur’an Yang Membantah Akidah Manunggaling Kawula Gusti

Ayat-ayat Al Qur’an secara gamblang menegaskan bahwa akidah Manunggaling Kawula Gusti benar-benar batil. Allah ta’ala berfirman : وَجَعَلُوا لَهُ مِنْ عِبَادِهِ جُزْءًا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَكَفُورٌ مُبِينٌ artinya : “Dan mereka (orang-orang musyrikin) menjadikan sebagian hamba-hamba Allah sebagai bagian dari-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata.” (Az Zukhruf: 15) فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ “Dia Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri yang berpasang-pasangan dan dari jenis binatang ternak yang berpasang-pasangan (pula), Dia jadikan kamu berkembangbiak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan dia, dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat (Asy Syura: 11)

Lihatlah, ketika Allah menjawab permintaan Musa yang ingin melihat langsung wujud Allah di dunia. Allah pun berfirman : لَنْ تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ (artinya) : “Kamu sekali-sekali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke gunung itu, tatkala ia tetap ditempat itu niscaya kamu dapat melihat-Ku. Tatkala Tuhan menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikan gunung itu hancur luluh dan Musa pun pingsan. Setelah sadar Musa berkata: Maha suci Engkau, aku bertaubat dan aku orang yang pertama-tama beriman”. (Al A’raf: 143)

(Dikutip dari Buletin Islam Al Ilmu Edisi 30/II/I/1425, diterbitkan Yayasan As Salafy Jember. Judul asli ” Tasawuf Dan Aqidah Manunggaling Kawula Gusti”. Dikirim oleh al Al Akh Ibn Harun via email.)

Sumber Artikel: 
https://salafy.or.id/sufi-sesat/ | Salafy.or.id


Ta‘ziyah

Ta’ziyah berasal dari kata {العزاء}, yang berarti sabar. Maka ta’ziyah bisa diartikan membuat sabar dan menghibur orang yang ditimpa musibah dengan menyebutkan hal-hal yang dapat menghapus duka dan meringankan penderitaannya.
Ta’ziyah adalah Sunnah[1], dalil yang dipergunakan dalam mensunahkan ta’ziyah ini, diantaranya:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم َ قَالَ { مَا مِنْ مُؤْمِنٍ يُعَزِّي أَخَاهُ بِمُصِيبَةٍ إلَّا كَسَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ حُلَلِ الْكَرَ امَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ } رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ
Dan dari Abdullah bin Muhammad bin Abu Bakar bin ‘Amr bin Hazm, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Nabi saw, ia bersabda: “Tiada ada seorang mu’min pun yang berta’ziyah kepada saudaranya kerena suatu mushibah, melainkan Allah Azza wa Jalla memberinya pakaian kepadanya dengan perhiasan yang mulia di hari kiamat. (HR Ibnu Majah).
وَعَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ { مَنْ عَزَّى مُصَابًا فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ } رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ وَالتِّرْمِذِيُّ
Dan Dari Al Aswad, dari Abdullah, dari Nabi saw, ia bersabda: “Barangsiapa berta’ziyah kepada orang yang mendapat musibah, maka baginya seperti pahalanya (orang yang mendapat musibah itu). (HR Ibnu Majah dan At Tirmidzy)
Dalam Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyah berkata:
التعزية مستحبة، ففي الترمذي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال‏:‏ ‏(‏من عزى مصاباً، فله مثل أجره‏)‏‏
Ta’ziyah itu disunahkan, diriwayatkan oleh Tirmidzy dari Nabi saw seseungguhnya dia bersabda: Barangsiapa berta’ziyah kepada orang yang mendapat musibah, maka baginya seperti pahalanya (orang yang mendapat musibah itu)[2]
Waktu Ta’ziyah
Adapun waktu ta’ziyah itu, dalam Al Umm Imam Asy Syafii berkata:
وَالتَّعْزِيَةُ مِنْ حِينِ مَوْتِ الْمَيِّتِ أَنَّ الْمَنْزِلَ , وَالْمَسْجِدَ وَطَرِيقَ الْقُبُورِ , وَبَعْدَ الدَّفْنِ , وَمَتَى عَزَّى فَحَسَنٌ
Ta’ziyah itu dari ketika meninggalnya orang yang meninggal, ditempat tinggalnya, di masjid, jalan kepekuburan, dan sesudah dikuburkan. Dan kapan saja dilakukan ta’ziyah adalah baik.[3]
Dalam fiqhus sunnah, Sayyid Sabiq rahimahullah menjelaskan sebagai berikut:
وهي لا تُسْتَحبُّ إلا مرةً واحدةً . وينبغي أن تكون التعزية لجميع أهل الميت وأقاربه الكبار والصغار والرجال والنساء، سواء أكان ذلك قبل الدفن أم بعده ، إلى ثلاثة أيام ، إلا إذا كان المعزَّي أو المعزّى غائباً ، فلا بأس بالتعزية بعد الثلاث
“Dan ta’ziyah itu dianjurkan melainkan hanya satu kali, dan bahwasannya dilakukan ta’ziyah itu kepada seluruh ahli keluarga mayit dan kerabat mayit baik yang besar maupun yang kecil, laki-laki maupun perempuan[4]. Adalah sama dilakukan hal yang demikian dalam berta’ziyah sebelum maupun sesudahnya sampai tiga hari, kecuali apabila orang yang akan berta’ziyah atau yang mau dita’ziyahi bepergian maka tidaklah mengapa ta’ziyah setelah tiga hari.[5]
Pembatasan tiga hari ini telah disepakati ulama ahlus sunnah berdasarkan hadist dibawah ini:
Diriwayatkan dari Zainab binti Abi Salamah, ia berkata: aku masuk ketempat Ummu Habibah, istri Rasul saw ketika bapaknya[6] meninggal. Ummu Habibah meminta wewangian dan mengoles kepada seorah jariah. Kemudian Ummu Habibah mengusap kedua pipinya. Sesudah itu Ummu Habibah berkata: Demi Allah saya mendengar Rasulullah saw diatas mimbar bersabda: Tidaklah halal bagi seorang wanita yang beriman akan Allah dan hari Akhirat menahan dirinya dari berhias dan berinai karena kematian seorang keluarganya lebih dari tiga hari, terkecuali karena kematian suaminya, maka ia dia menahan diri dari berhias selama 4 bulan 10 hari.
Dan Zainab berkata juga, kemudian aku masuk ketempat Zainab binti Jahsy ketika saudaranya meninggal. Maka diapun meminta wewangian dan dia memakainya. Sesudah itu ia berkata: ketahuilah Demi Allah aku tidak butuh wewangian aku hanya mendengar Rasulullah saw bersabda: tiada halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tetap berihad[7]lebih dari tiga hari, terkecuali karena kematian suami 4 bulan 10 hari.
Kita ketahui dimasyarakat kita telah jauh dari tuntunan sunnah Rasulullah dan kesepakatan para ulama ahlus sunnah, dimana kita lihat sekarang ketika ada anggota keluarganya yang meninggal maka dilaksanakan sebuah acara hingga 7 hari lamanya, bukankah ini sesuatu yang mengada-ada seperti yang telah saya jelaskan pada bab III yang lalu.
Jika mereka memang mengaku kepada madzhab Immam Asy Syafii, seharusnya mereka menghindar dari berkumpul di rumah keluarga mayit, karena Imam Asy Syafii teramat benci hal itu, seperti perkataannya:
“Aku benci Al ma’tam dan dia itu ialah berkumpul-kumpul di rumah ahli mayit meskipun tidak ada tangisan, karena sesungguhnya yang demikian itu akan memperbaharui kesedihan.”[8]
Tidakkah kita malu mengaku sebagai pengikut Imam Asy Sayfii, akan tetapi apa yang diperbuat bertentangan dengan yang diucapkan oleh Imam Ays Syafii?
Didalam Fiqus Sunnah dijelaskan lebih mendetail, yakni
السنة أن يُعزّى أهلُ الميت وأقاربه ثم ينصرف كل في حوائجه دون أن يجلس أحد سواء أكان مُعزى أو معزياً ، وهذا هو هدي السلف الصالح
Menurut Sunnah bahwasannya ta’ziyah (dilakukan) kepada keluarga mayit, kerabatnya kemudian semua pergi menunaikan keperluannya tanpa seorangpun duduk baik yang berta’ziyah atau yang dita’ziyahi. Dan inilah tuntunan salafus Shalih.
[1] Lih: Kitab Rawudhotuth Thalibin oleh Imam Nawawi bab ta’ziyah, Fiqhus sunnah li Sayyid Sabiq bab ta’ziyah, At Taji wal ikalil li abi al Qasim al ‘Abduriy bab ta’ziyah, Nihayah Al Muhtaj ila Syarah Minhaj - Kitab Janaiz.
[2] Lim Majmu Fatawa pada وسئل عما يتعلق بالتعزية‏؟‏
[3] Lih: Al Umm bab al qaulu ‘inda dafin Al mayit
[4] Ta’ziyah kepada wanita ini Imam Nawawi berkata bahwa Imam Asy Syafii dan sahabat-sahabatnya berpendapat hendaklah di ta’ziyahi oleh mahramnya saja”. Imam Asy Syaffi berkata dalam Al Umm “Aku tidak menyukai berbicara dengan wanita itu (wanita muda) terkecuali ia mempunyai mahram. Lih: Bab yakuunu ba’da dafin hal 316, atau apa yang telah saya terjemahkan pada pab IV.
[5] Adapun pembatasan menganai tiga hari ini bisa dilihat juga pada kitab Rawudhatuth Thalibin bab Ta’ziyah, Kitab Syarah Kanz Ad Dhaqaiq bab al Janaiz fashal Ta’ziyah ahlil Mayyit, Kitab Kasyaf Al qina’ ‘an matan al iqna’ kitab janaiz fashlun raf’a ‘an al ardh. dan masih banyak lagi dari kitab-kitab asy Syafi’iyah.
[6] Abu Sufyan bin Harb
[7] Berihad ialah tidak memakai wangi-wangin karena kematian seseorang
[8] Kitab Al Umm bab Al Qiyamu li Janaiz hal 318 pada kitab aslinya atau lihatlah terjemahannya pada Bab IV yang lalu.

Bertamu, berta’ziyah dan bertoleransi
Antara memuliakan tamu, berbuat baik dan mengasihi tetangga serta bertoleransi dalam berta’ziyah
Islam adalah memang suatu agama yang rahmatan lil’alamin, sehingga Allahpun menganjurkan agar berbuat baik kepada tetangga seperti firman-Nya dalam surah An Nisa pada awal bab ini. Dan juga ditambah dari beberapa sabda nabi yang memang memerintahkan kita untuk berbuat baik, mengasihi dan menghormati tetangga serta tamu.
Begitupun ketika kita mendengar kabar kematian dari tetangga yang terdekat kita disunahkan untuk melakukan ta’ziyah yang intinya untuk mendo’akan simayit dan orang-orang yang ditinggal untuk bersabar dan menghibur mereka. Disamping itu pula ada batas-batas yang telah kita ketahui dalam berta’ziyah.
Adalah perintah Rasulullah saw ketika terdengar kabar kematian adalah
اصْنَعُوا لِآلِ جَعْفَرٍ طَعَامًا فَقَدْ أَتَاهُمْ مَا يَشْغَلُهُمْ
Buatkan untuk keluarga Ja’far makanan karena sungguh telah datang kepada mereka apa yang menyusahkan mereka. (HR Asy Sayfii yang Atirmidzy menghasankannya dan dishahihkan oleh Al Hakim).
Dan disinilah sebenarnya kesempatan kita untuk berbuat baik, mengasihi dan menghormati tetangga dengan jalan memberikan makanan kepada orang yang tertimpah musibah. Dan inilah sunnah yang benar.
Sedangkan dalam keadaan tetangga tidak mendapatkan musibah kematianpun kita disunnahkan memberikan makanan kepada tetangga alakadarnya, hingga Rasulullah saw bersabda: Hai Abu Dzar apabila kamu memasak (sesuatu yang) berkuwah, maka perbanyaklah air (kuwahnya) dan perhatikan tetanggamu. (HR Muslim). Dan dari Abu Hurairah , bersabda Rasulullah saw Wahai wanita janganlah merasa rendah jika akan memberi hadiah kepada tetangga, walau sekedar kikil kambing. (HR Bukhari dan Muslim). Nah apalagi jika tetangga kita sedang ditimpah musibah kematian salah satu anggota keluargannya, bukankah lebih disunnahkan! Inilah perhatian Rasulullah saw kepada umatnya.
Adalah suatu yang tidak bisa diterima oleh hati nurani dan akal yang sehat ketika tetangga ditimpah musibah kematian yang kemudian orang-orang berkumpul ketika waktu kematiannya, kemudian memasang tenda, kemudian keluarga mayit membuatkan kopi, menyediakan rokok serta mempersiapkan jamuan makanan pada malam harinya dari hari pertama hingga ketujuh untuk acara selamatan kematian, bukankah ini menyalahi Sunnah Rasulullah saw?
Dan adalah suatu yang haq bahwa seseorang yang akan bertamu untuk melakukan ta’ziyah kepada keluarga yang ditinggal adalah dihormati oleh keluarga yang dita’ziyah-i sebagaimana diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a, ia berkata: Rasulullah s.a.w bersabda: …Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Kiamat, maka hendaklah dia memuliakan para tamunya. [1] Dan orang yang berta’ziyah itu adalah tamu yang wajib dihormati dan dimuliakan. Jika memang dia dalam berta’ziyah itu datang kerumahnya.
Akan tetapi orang yang berkunjung dan dikunjungi ini hendaklah menjaga apa-apa yang telah dilarang serta batasan-batasannya oleh ijma’ sahabat Nabi saw radhiallahu ‘anhum dan ulama salafus shaleh berdasarkan keterangan yang telah lalu pada bab III, yakni berkumpul-kumpul dirumah keluarga mayit secara berbodong-bondong dan keluarga mayit membuatkan makanan kepada orang yang datang tersebut, dan kemudian mengadakan suatu acara yang diada-dakan, karena sesuatu yang diada-adakan itu adalah Bid’ah. Maka hendaklah yang dita’ziyahi mengetahui kelemahan dirinya akibat ditinggal salah seorang keluarganya dan orang yang menta’ziyahi hendaklah jangan menambah-namah susah keluarga yang sedang ditimpah musibah.
Sebenarnya batasan-batasan inilah yang harus dijaga. Maka jika ingin berta’ziyah, berta’ziyahlah layaknya seorang tamu yang datang seorang diri untuk mendo’akan kepada mayit dan memohonkan ketabahan bagi yang ditinggal tanpa harus berbondong-bondong atau berkumpul-kumpul serta makan-makan dirumah ahli mayit.
Dan adalah diberi kemudahan bagi sanak famili dan atau karib kerabat yang jauh untuk menetap atau menginap sebagaimana yang telah diterangkan pada bab III terdahulu.[2] Betapa nikmatnya jika kita sama-sama mengerti akan ilmu yang haqiqi.
Dan kebersamaan pemahaman seperti ini tidak akan berhasil jika belum ada kedewasaan dalam berpikir dan mungkin betapa sulitnya mengembalikan sunah Rasul ini jika kita masih berpegang kepada tradisi.
الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ - وَاَللَّهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ
[1] HR Bukhari fii KItab al Adab, Muslim fii Kitab al Iman, Atirmidzy fiii Kitab sifah al qiyamah.
[2] Lih: pada Bab III terdahulu (adanya suatu kebolehan bagi saudara dan kerabatnya yang jauh untuk tinggal dirumah ahli mayit dst…. )

http://attanzil.wordpress.com/2008/07/21/makna-taziyah-dan-hukumnya/#_ftn4

NASEHAT INDAH ULAMA SALAF

▪️▪️▪️▪️ 

📡 "Berkata Mu'adz bin Jabal رضي الله عنه:

🎀
"Pelajarilah oleh kalian ilmu karena sesungguhnya mempelajari ilmu karena Allah adalah bentuk rasa takut (kepada Allah) menuntutnya adalah bernilai ibadah,

 🌀 Mengingat-ingat kembali ilmu yang telah dipelajari adalah tasbih, 

🔰 Membahasnya adalah bernilai jihad,

 💦 Mengajarkannya kepada yang tidak mengetahuinya adalah sedekah, 

♻️ Dan mencurahkannya kepada orang yang pantas menerimanya adalah bentuk taqorrub (kepada Allah). 

🚦 Karena sesungguhnya ilmu itu adalah rambu-rambu halal dan haram, dan menara penerang jalannya para ahli surga.

🔋 Ilmu itu sebagai penghibur ketika sepi, dan teman di saat keterasingan, kawan bicara di saat sendirian, petunjuk pada saat senang maupun susah, senjata atas para musuh, dan hiasan di antara para sahabat.

 🏵 Dengan ilmu Allah mengangkat sekelompok kaum sehingga Dia jadikan mereka itu sebagai panutan dan pemimpin kepada kebaikan, sehingga tingkah laku mereka menjadi tauladan, dan mereka dijadikan sebagai orang yang dimintai pendapat. 

🔭 Para malaikat pun senang untuk berkawan dengan mereka, dan menyentuh mereka dengan sayap-sayapnya. 

🌧 Semua yang basah dan yang kering meminta ampun untuknya, begitu juga ikan-ikan dan hewan laut, juga hewan buas di darat dan hewan ternaknya. 

💥 Sebab ilmu akan menghidupkan hati dari kebodohan, dan cahaya dari kegelapan.

🎗 Dengan ilmu seorang hamba dapat memperoleh kedudukan orang-orang yang baik dan derajat-derajat yang tinggi di dunia dan di akhirat. 

📋 Berpikir tentang ilmu sama nilainya dengan puasa, mempelajarinya sama nilainya dengan shalat malam. 

🔐 Dengan ilmu tersambunglah silatur rahim, dan dengannya diketahuilah segala yang halal dan yang haram. 

⏳ Ilmu adalah imamnya amal, sedangkan amal adalah pengikutnya.

💠  Ilmu diberikan kepada orang-orang yang bahagia dan diharamkan atas orang-orang yang celaka.”


📚 SUMBER  (Minhajul qashidiin: 15)



قال معاذ بن جبل رضي الله عنه:

"تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ، فَإِنَّ تَعَلُّمَهُ للهِ خَشْيَةٌ، وَطَلَبَهُ عِبَادَةٌ، وَمُذَاكَرَتَهُ تَسْبِيْحٌ، وَالْبَحْثَ عَنْهُ جِهَادٌ، وَتَعْلِيْمَهُ لِمَنْ لاَ يَعْلَمُهُ صَدَقَةٌ، وَبَذْلَهُ ِلأَهْلِهِ قُرْبَةٌ، ِلأَنَّهُ مَعَالِمُ الْحَلاَلِ وَالْحَرَامِ، وَمَنَارَ سَبِيْلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ. وَهُوَ اْلأَنِيْسُ فِي الْوَحْشَةِ، وَالصَّاحِبُ فِي الْغُرْبَةِ، وَالْمُحَدِّثُ فِي الْخَلْوَةِ، وَالدَّلِيْلُ عَلىَ السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ، وَالسِّلاَحُ عَلَى اْلأَعْدَاءِ، وَالزَّيْنُ عِنْدَ اْلأَخِلاَّءِ، يَرْفَعُ اللهُ بِهِ أَقْوَامًا فَيَجْعَلُهُمْ لِلْخَيْرِ قَادَةً وَأَئِمَّةً، تُقْتَصُّ آثَارُهُمْ، وَيُقْتَدَى بِأَفْعَالِهِمْ، وَيُنْتَهَى إِلَى رَأْيِهِمْ، تَرْغَبُ الْمَلاَئِكَةُ فِي خُلَّتِهِمْ، وَبِأَجْنِحَتِهَا تَمْسَحُهُمْ، وَيَسْتَغْفِرْ لَهُمْ كُل ُّرَطْبٍ وَيَابِسٍ، وَحِيْتَانُ الْبَحْرِ وَهَوَامُّهُ، وَسِبَاعُ الْبَرِّ وَأَنْعَامُهُ، ِلأَنَّ الْعِلْمَ حَيَاةٌ لِلْقُلُوْبِ مِنَ الْجَهْلِ، وَمَصَابِيْحُ اْلأَنْوَارِ مِنَ الظُّلْمِ، يَبْلُغُ الْعَبْدُ بِالْعِلْمِ مَنَازِلَ اْلأَخْيَارِ وَالدَّرَجَاتِ الْعُلَى فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، وَالتَّفْكِيْرُ فِيْهِ يَعْدِلُ الصِّيَامَ، وَمُدَارَسَتُهُ تَعْدِلُ الْقِيَامَ، بِهِ تُوْصَلُ اْلأَرْحَامُ، وَبِهِ يُعْرَفُ الْحَلاَلُ مِنَ الْحَرَامِ، وَهُوَ إِمَامُ الْعَمَلِ، وَالْعَمَلُ تَابِعُهُ، يُلْهِمُهُ السُّعَدَاءَ، وَيُحْرِمُهُ اْلأَشْقِيَاءَ".

(منهاج القاصدين: ١٥ )

📤Sumber:
Telegram KajianIslamTemanggung
------------💎------------
🔑 Arsip Fawaid Ilmiyah:
https://telegram.me/fawaidsolo

Apa Yang Salah Dengan Indonesia?

Empat hari yang lalu. Malam 17 agustus 2008. Pada saat acara tasyakuran ulang tahun proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia di Damaskus, ada tiga orang mahasiswa sebagai representatif dari PPI (perhimpunan pelajar Indonesia) dalam rangka ikut berpartisipasi dalam meramaikan acara tersdebut, mereka membacakan puisi yang cukup menyayat hati. Mengangkat sebuah tema tentang keadaan negara kita yang sangat porak-poranda yang selalu dihiasi dengan masalah-masalah yang pelik baik di dalam maupun di luar negri.

Ada beberapa potongan bait yang masih saya ingat dari sekian deretan bait puisi yang mereka bacakan. Yang kurang lebih isinya sebagai berikut.

Lihat itu disana……………….
Ketika TKW+TKI pergi meninggalkan negeri
Wajah-wajah berseri ketika antri
Penuh harapan meraup real dan dolar
Namun apa realitanya
Banyak yang tak di bayar majikan, di strika, di rotan, di siksa, di perkosa, dan pulang tak bernyawa
Dan ketika menginjakkan kaki di bandara Soekarno-Hatta
Banyak yang di peras pula
Masihkah kau tega membentak-bentak mereka
Lalu di mana hatimu sebagai manusia?..

Isi bait-bait puisi tersebut tidak lain adalah sebuah gambaran ril dari apa yang terjadi pada anak-anak bangsa yang nekad untuk mengadu nasib di luar negri tanpa memiliki keahlian atau keterampilan yang bisa diandalkan. Apa yang di ungkapkan dalam bait-bait puisi tersebut adalah merupakan petika-petikan dari sekian banyak fakta yang terjadi. Sungguh sangat memilukan. Tapi yang lebih memilukan lagi dan bahkan sangat memalukan, pada saat sama, pada hari dibacakannya bait-bait puisi itu, dan pada tempat yang sama (lokasi Damaskus atau negara Suriah), Santi (nama samaran), seorang TKW (tenaga kerja wanita) yang rela meninggalkan sanak keluarganya ke luar negri demi meraih dolar dan real, dengan kejam diperkosa persis seperti apa yang diungkapakan dalam bait puisi tersebut, bahkan tidak cuma diperkosa akan tetapi ia digilir oleh empat orang laki-laki bajingan pada saat ia mencoba kabur dari rumah majikannya.

Tapi Santi hanyalah salah seorang dari sekian ratus TKW yang menjadi korban hawa nafsu para laki-laki yang tak bermoral. Tapi sayangnya kasus-kasus semacam ini jarang tuntas. Para pelakunya jarang mendapat hukuman setimpal yang sesuai dengan perilakunya. Telinga kami sudah bosan mendengar TKW-TKW kita dilecehkan, disiksa, dibunuh, dan tidak digaji. Sungguh menyakitkan. Tapi mereka, orang-orang yang mendapat keuntungan di balik ini semua, barang kali mereka juga sudah bosan mendengar itu semua, akan tetapi tampaknya telinga mereka sangat menikmati berita-berita semacam itu, bak menikmati indahnya ketukan alunan musik.

Mereka yang konon disebut-sebut sebagai para pahlawan devisa negara, sebuah paradigma yang mereka usung demi menutup-nutupi keinginan busuk mereka untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Ya, memang secara tidak langsung kepergian mereka bekerja di luar negri memang sangat membantu bertambahnya pemasukan devisa negara, tapi disisi lain, ini sangat kontra produktif terhadap usaha pemerintah Indonesia yang selama ini dilakukan untuk mengangkat harkat derajat atau nama baik negara kita. Ditambah lagi dengan ketidak mampuan atau barang kali ketidak seriusan perwakilan-perwakilan pemerintah Indonesaia dalam membela hak-hak warga negaranya di luar negri, ini sangat menambah buruknya cintra Indonesia di mata internasional. Karena ketidak mampuan atau ketidak berdayaan tersebut menandakan bahwa Indonesia adalah negara atau bangsa yang lemah, maka itu sama saja membuka peluang lebar-lebar bagi para oknum-oknum jahat untuk menindas bangsa Indonesia.

Selama ini, jalur ketenagakerjaan TKW antara Indonesia dengan Suriah, atau juga barang kali dengan negara-negara sahabat lainnya adalah jalur yang belum resmi alias ilegal. Tapi Ironisnya dan ini sangat menggelikan. Dengan label ilegal tersebut, para agen TKW Indonesia –Suriah berhasil memasukkan lebih kurang 50.000 orang TKW. Sebuah jumlah yang sangat besar. Setara dengan jumlah penduduk suatu kota di indonesia. Jadi, bisa dikatakan bahwa agen-agen TKW berpotensi untuk bisa mengkosongkan seluruh penduduk dari sebuah kota. Sungguh luar biasa. Padahal pemerintah sendiri sampai saat ini belum berhasil mengatasi polemik kepadatan penduduk yang terjadi di sebagian kota.

Ini hanyalah satu dari sekian ribu permasalahan yang dihadapi ibu pertiwi kita. Satu masalah saja tampak begitu kompleks dan membingungkan. Belum lagi ditambah masalah-maslah lainnya entah itu yang bersifat internal atau eksternal, atau yang berhubungan dengan ekonomi, kebudayaan, keamanan, atau lini yang lainnya. Bisa dibayangkan betapa beratnya tugas mereka, para pejuang yang saat ini sedang bersusah payah memperbaiki keadaan negara kita, baik mereka yang dari kalangan pemerintahan ataupun dari kalangan pendidik, ulama, cendikiawan dan yang lainnya.

Sebenarnya, apa sih yang kurang dari negara kita? Semakin lama semakin banyak keluar sarjana-sarjana, master-master, bahkan doktor-doktor. Dengan kata lain di negara kita semakin banyak orang-orang pintar dan orang-orang yang berpendidikan. Cuma barang kali yang jadi masalah adalah pintar apa? Dan terdidik untuk apa? Rasanya ada yang salah dengan sistem pendidikan di negara kepulauan nusantara ini, sehingga di negara ini tidak terlahir manusia-manusia kecuali manusia manusia yang pragmatis, feodalis, dan egois. dalam tanda kutip secara umun.

Sekarang marilah kita coba flash back, mengingat apa yang kita kenyam dari ajaran-ajaran yang kita terima dari para pendidik kita. Nilai-nilai dan ajaran-ajaran yang ditransfer oleh para kebanyakan pendidik kita adalah mayoritasnya ajaran warisan dari kolonial belanda yang banyak mengandung feodalisme. Sehingga sering para anak didik dicekokin nasehat semacam ini oleh para pendidiknya: "nak, kamu belajar yang rajin yah... supaya pintar dan dapat nilai yang bagus, kalau kamu pintar atau nilainya bagus, nanti akan mudah cari pekerjaan." Maka dari itu, anda bisa mendapatkan banyak les-les dan kelas-kelas tambahan yang tujuannya hanya untuk mengejar nilai Ebtanas atau UAN.

Jadi, menjadi pintar dan mendapat nilai bagus tujuannya adalah mendapat penghidupan, uang, atau pekerjaan. Atau bisa dirumuskan tujuannya hanya untuk cari pekerjaan, bisa menikah, punya anak istri, dan makan saja. Itulah yang kebanyakan tertanam pada jiwa anak-anak bangsa saat ini. Walhasil, orang yang benar-benar pintar banyak yang egois dan hanya mau mengurusi hal-hal yang menguntungkan dirinya alias pragmatis. Dan banyak juga orang yang tidak pintar tapi mendapat nilai besar dengan jalan-jalan yang tidak sah demi mendapatkan sebuah pekerjaan yang layak, finally yang dirugikan adalah instansi atau orang-orang yang mempercayai dia. Dan yang lebih bahaya lagi adalah munculnya orang-orang pintar yang hobinya menggerogoti uang negara, merusak tatanan moral masyarakat, bahkan merusak tatanan keagamaan. Naudzubillah.

Ini hanyalah salah satu dari pada problematika yang menyelimuti negara kita. Tentunya di sana masih banyak faktor-faktor lain yang bekerja sebagai virus yang senantiasa menggerogoti bangsa kita, entah itu faktor yang menyerang dari dalam atau dari luar. Yang jelas, mulai sekarang kita harus sadar bahwa tugas kita sebagai anak bangsa sangat berat. Oleh karena itu kita harus mulai serius memikirkan dan mengadakan perbaikan pada masyarakat dan bangsa kita. Kita mulai dari sekarang bagi yang belum memulai, dan kita teruskan bagi yang sudah memulai, dan kita bangkit kembali bagi yang sudah putus asa. Bismillah, kita pasti bisa.



Damaskus, 21 agustus 2008

The Power of Love

Zaman sekarang, siapa sih yang tidak kenal kata cinta? hampir setiap orang kenal bahkan akrab dengan kata itu. Jangan kan orang dewasa dan anak-anak remaja, anak-anak kecil-pun yang masih di sekolah dasar sudah banyak yang mengenal kata itu meski mereka belum begitu faham dan belum merasakan apa yang mereka sebut dengan "cinta".

Karena saking dekat dan familiarnya kata cinta itu dalam kehidupan kita, hampir setiap kalangan terutama para pecinta dan ahli sastra merangkai kata-kata indah sebagai ungkapan tentang arti cinta, yang biasa mereka sebut dengan wisedom atau kata mutiara. Ada yang mengungkapkan bahwa cinta itu buta "love is blind" (artinya bukan mencinai orang buta lho...) ada juga yang menganalogkan bahwa cinta itu laksana perang, mudah untuk dimulai tapi sangat sulit untuk diakhiri "love is like war, easy to begin but so hard to be ended." Dan ada juga sebagian dari orang-orang yang sering gagal dan prustasi dalam menjalin hubungan cinta, mereka mengungkapkan bahwa cinta adalah .... kucing.

Begitu hebatnya pengaruh cinta. sehingga seluruh manusia dari setiap kalangan, golongan umur, ras, serta bangsa, seluruhnya menyempatkan diri untuk memikirkan arti kata "love" ini. Kata orang cinta adalah sumber kekuatan, sumber inspirasi, bahkan sumber kehidupan, tapi pada saat yang sama ada yang juga yang mengatakan bahwa cinta sumber kehancuran dan penderitaan. Benar tidaknya statemen-statemen tersebut adalah relatif, tergantung bagaimana kita memandang arti cinta tersebut dan bagaimana kita berinteraksi dengannya. Terlepas dari benar atau tidaknya itu semua, semua sepakat bahwa cinta memiliki kekuatan yang dahsyat dan luar biasa. Seorang yang hatinya sedang berbunga-bunga karena cinta, yang jiwanya sedang memuja seorang pujaan hati yang mengisi hatinya, ia senderung akan selau senang, gembira, kuat menahan lapar dan haus.

Karena cinta seseorang bisa meninggalkan apa yang ia sukai, bahkan yang ia butuhkan. Bahkan bisa dikatakan karena cinta orang bisa meninggalkan hawa nafsunya. Sang pencinta bisa melupakan lapar, haus, dan segala penderitaan yang lain demi orang yang ia cintai. Itulah hakikat kekuatan cinta. Cinta adalah kekuatan dahsyat yang dapat menggerakkan hati, sehingga sang pemilik hati mau melakukan apapun demi meraih apa yang diinginkan cintanya. Cinta adalah motor penggerak jiwa dan raga.

Ada sebuah fakta sejarah yang dapat kita jadikan bukti akan dahsyatnya kekuatan cinta. Pada tahun 1991 kongres Amerika mengeluarkan keputusan undang-undang yang tegas tentang pelarangan produksi, pemaikaian, dan jual beli miras (minuman keras), baik secara terang-terangan atau secara rahasia, bahkan keputusan tersebut menekankan ketegasan hukuman bagi siap saja yang melanggar. Itu terjadi setelah mereka mengetahui dan memahami akan bahayanya miras bagi kehidupan mereka secara jasmani dan rohani. Tapi sayangnya kesadaran logis (akal) yang mereka gunakan pada saat itu tidak dibarengi dengan kekuatan emosi hati (cinta). Maka hasilnya, praktek dari pada UU tersebut tidak bisa bertahan lama, barang kali hanya berjalan beberapa bulan, bahkan mungkin cuma beberapa minggu. Bisa dibayangkan, sebuah kebiasaan murni saja yang sudah mendarah daging pada sebuah masyarakat akan sangat sulit untuk dihilangkan begitu saja, apatah lagi itu adalah kebiasaan yang dibarengi dengan unsur candu yang terdapat dalam miras itu sendiri. Dan pada akhirnya UU tersebut hanyalah tinggal tetesan-tetesan tinta yang tercecer di atas kertas tanpa adanya penerapan sama sekali. Sehingga pada tahun 1933 konggres Amerika memutuskan untuk mencabut kembali keputusan UU tersebut. Ternyata kesadaran akal saja tidak cukup untuk menjadi motor penggerak yang kuat untuk menghilangkan sebuah adat atau kebiasaan yang buruk.

Berbeda halnya, dengan apa yang terjadi pada 1400 tahun yang silam. Pada saat bangsa Arab Madinah belum banyak mengetahui ilmu kesehatan atau kedokteran. Pada saat pemerintah belum memiliki banyak aparat yang mengontrol jalannya undang-undang di jalan-jalan kota. Dengan keadaan masyarakat yang sudah sangat bergantung dan candu pada miras, cinta telah menggerakan hati mereka untuk meninggalakan apa yang mereka sukai. Pada saat turun kepada merka ayat dari Allah SWT yang di bacakan lewat lisan kekasih mereka, Rasullallah SAW:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ * إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar (miras), berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu, niscaya kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan hal-hal yang demikian)! (al-Maidah:90-91) Mendengar seruan tersebut mereka seraya menjawab tanpa keraguan: "kami berhenti... kami berhenti..." maka seketika itu juga mereka bergegas membuang khamar-khamar yang berada di rumah-rumah mereka ke jalanan. Ternyata kekuatan cinta dapat merubah segalanya. Demi cinta mereka rela meninggalkan miras yang sudah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari mereka. Itu semua karena cinta yang sudah mengakar kuat di dalam hati mereka. Cinta itu adalah cinta mereka terhadap Allah dan Rasul-Nya.

Demi cinta, seseorang bisa menahan berbagai macam penderitaan. Demi cinta, ia mau mengorbankan segala apa yang ia miliki. Maka sungguh dusta jika ada seseorang mengaku cinta tapi ia tidak pernah mengingat kekasihnya, enggan memenuhi pintanya. Persis seperti apa yang dikatakan oleh Rabi'ah Adawiyah:

"Bagaimana mungkin kau mengaku cinta pada tuhanmu, sedang kau melanggar titahnya? Demi hidupku! ini adalah logika yang indah : jikalau kau memang benar mencintainya niscaya kau akan menaatinya, sesungguhnya seorang pencinta akan selalu taat pada kekasihnya."

Demikian pula Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya berkata:

"Barang siapa yang mengaku tentang 4 hal tanpa mengerjakan 4 hal yang lainnya maka ia adalah pendusta: dan barang siapa mengaku cinta surga akan tetapi ia tidak taat maka ia adalah pendusta; dan barang siapa yang mengaku cinta Rasullallah SAW akan tetapi ia tidak mencintai ulama dan orang-orang faqir maka ia adalah pendusta; dan barang siapa mengaku takut pada neraka akan tetapi ia tidak meninggalkan maksiat maka ia adalah pendusta; dan barang siap mengaku cinta pada Allah akan tetapi ia masih mengeluh atas musibah maka ia adalah pendusta."

Dan Allah Berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku! niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali Imran: 31)

Wednesday 13 August 2008

ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH

Islam, tak diragukan lagi, adalah din fitrah, yakni din yang cocok dan sesuai dengan potensi dasar manusia, Konstitusinya dapat diterima akal sehat, hidayahnya menyinari hati, sendi keimanannya adalah kedalaman pengkajian.

Inilah agama yang toleran, fleksibel dan cocok untuk segala masa, situasi dan kondisi. Syariatnya mampu mengatur masyarakat. Persamaan dan penghormatannya terhadap hak asasi yang terkandung dalam ajarannya, mempersatukan manusia, mengayomi serta melindungi setiap jiwa manusia, sehingga tenteram menuju kehidupan berikutnya yang penuh kenikmatan sesuai amal baik yang dilakukannya. Semuanya itulah yang menjadikan Islam dekat dan lekat dengan tabiat atau fitrah manusia, sehingga manusia merasa rela menjadikannya sebagai din, cahaya yang dijadikan penerang kehidupannya, serta tirai pelindung dan pemberi ketentraman jiwa, bila keraguan melanda.

Islam adalah aqidah yang meliputi kepercayaan terhadap Keesaan Yang Maha Pencipta, dan iman kepada risalah Nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia. Itulah risalah yang telah mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju alam yang terang benderang “Minajjulumati ilanur” dari kesesatan kepada petunjuk, dan dari kekacauan menuju kehidupan yang teratur dan tertib.

Nilai lebih yang dimiliki Islam dari din lain ialah, sekali jiwa seseorang meridhoi, mengimani segala ajarannya, serta merasakan ketentramannya, pastilah tidak mau menggantikannya denga ajaran ataupun din yang lain, kecuali dalam bilangan yang tidak perlu diperhitungkan.

Perancis menjajah Aljajair selama 130 tahun,selama kurun waktu itu, misi Kristen terus melancarkan gerakannya, berusaha mengkristenkan rakyatnya diseluruh pelosok wilayah yang dijajahnya, namun, mereka tidak dapat mengkristenkan kecuali hanya satu dua orang muslim saja, itupun dengan harga yang sangat mahal. Hal ini membuktikan, seorang muslim bagaimanapun kondisi dan situasi yang dihadapinya, tak hendak keluar dari agamanya. Sebaliknya setiap hari puluhan orang keluar dari agamanya, kemudian memeluk Islam dengan kerelaan. Hal ini menunjukkan pula bahwa Islam benar-benar agama yang serasi denga fitrah manusia.

Banyak umat yang telah dibangun kebudayaannya oleh Islam. Bahkan dapat kita buktikan, tidak ada satu bangsa yang memeluk Islam kecuali meningkat taraf kehidupannya, fakta yang amat jelas. Jazirah Arab sendiri misalnya, Ketika penduduknya memeluk Islam, kemudian sesuai dengan perintah dinnya, mereka melakukan amar ma’ruf nahi munkar, maka segera saja mereka menjadi pengibar bendera ilmu pengetahuan kesegenap penjuru dunia. Bangsa Arab memperoleh kemenangan besar secara beruntun disegala bidang, dan itu adalah kemenangan yang belum pernah mereka peroleh sebelum memeluk Islam.

Islam telah menuntun mereka kearah kemajuan, merapikan barisan, memberikan mereka kekuatan, kemenangan serta kepemimpinan. Wilayah demi wilayah masuk dalam lingkungan kepemimpinan Islam, dan tak satupun dari bangsa yang ada didunia ini yang memeluk Islam kecuali meningkat wawasan berpikirnya, hilang kebodohan rakyatnya, menjadikan akal pikiran mereka cemerlang, penuh dengan cahaya ilmu dan pengetahuan.

Di Indonesia sendiri kemerdekaan bisa diraih karena perjuangan para pemeluk Agama Islam, bahkan kalau kita mau jujur, penetapan hari angkatan bersenjata yang jatuh tanggal 5 Oktober, itupun sesungguhnya berawal dari perjuangan para santri serta Ulama yang berjuang menentang agresi belanda di Ambarawa, kita lihat hampir seluruh para pahlawan yang namanya masih tetap dikenang sampai saat kini adalah para pemeluk Agama Islam yang taat, sebut saja Pattimura di Ambon, Sultan Hassanuddin dari Makassar, Pangeran Diponegoro dari tanah Jawa, Cut Nyak Dien dari Aceh, serta masih banyak lagi.

Demikianlah, berbahagia dan berbanggalah kita yang telah terpilih menjadi orang2 yang rela dan Ikhlas menjadi penganut agama Islam, Satu-satunya agama yang diridhoi Allah Subhanahu wa ta’ala.

Subhanakallahuma wabihamdika, Asyhadu ala ilahaila anta astagfiruka wa atubuilaika

Musyawaroh Iblis, Syetan & Jin La'natulloh 'Alayh...!!!

Setan, Iblis dan para Jin mengadakan pertemuan dimana, dalam pembukaannya dikatakannya :
”Kita tidak dapat melarang kaum muslim ke Mesjid”, ”Kita tidak dapat melarang mereka membaca al-Qur'an dan mencari kebenaran.” “Bahkan kita tidak dapat melarang mereka mendekatkan diri dengan Tuhan mereka Alloh, dan pembawa risalahNya Muhammad.”
“Pada saat mereka melakukan hubungan dengan Alloh, maka kekuatan kita akan lumpuh.”

“Oleh sebab itu, biarkanlah mereka pergi ke Mesjid; biarkan mereka tetap melakukan kesukaan mereka, TETAPI CURI WAKTU MEREKA, sehingga mereka tidak lagi punya waktu untuk lebih mendekatkan diri kepada Alloh.”

“Inilah yang akan kita lakukan,” kata iblis.

“Alihkan perhatian mereka dari usaha meningkatkan kedekatannya kepada Alloh dan awasi terus kegiatannya sepanjang hari!.”

“Bagaimana kami melakukannya? tanya para hadirin yaitu iblis, syaitan, dan jin. Sibukkan mereka dengan hal-hal yang tidak penting dalam kehidupan mereka, dan ciptakan tipu daya untuk menyibukkan fikiran mereka,” jawab sang iblis.

“Rayu mereka agar suka BELANJA, BELANJA DAN BELANJA, SERTA BERHUTANG, BERHUTANG DAN BERHUTANG.”

“Bujuk para istri untuk bekerja diluar rumah sepanjang hari dan para suami bekerja 6 sampai 7 hari dalam seminggu, 10 - 12 jam seminggu, sehingga mereka merasa bahwa hidup ini sangat kosong.”

“Jangan biarkan mereka menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka.”

“Jika keluarga mereka mulai tidak harmonis, maka mereka akan merasa bahwa rumah bukanlah tempat mereka melepaskan lelah sepulang dari bekerja.”

“Dorong terus cara berfikir seperti itu sehingga mereka tidak merasa ada ketenangan dirumah.”

“Pikat mereka untuk membunyikan radio atau kaset selama mereka berkendaraan.”

“Dorong mereka untuk menyetel TV, VCD, CD dan PC dirumah sepanjang hari. Bunyikan musik terus menerus disemua restoran maupun toko2 didunia ini. Hal ini akan mempengaruhi fikiran mereka dan merusak hubungan mereka dengan Alloh dan RosulNya.”

“Penuhi meja-meja rumah mereka dengan majalah dan tabloid.”

“Cekoki mereka dengan berbagai berita dan gosip selama 24 jam sehari.”

“Serang mereka dengan berbagai iklan-iklan dijalanan.”

“Banjiri kotak surat mereka dengan informasi tak berguna, katalog-katalog, undian-undian, tawaran-tawaran dari berbagai macam iklan.”

“Muat gambaran wanita yang cantik itu adalah yang langsing dan berkulit mulus dimajalah dan TV, untuk menggiring para suami berfikir bahwa PENAMPILAN itu menjadi unsur terpenting, sehingga membuat para suami tidak tertarik lagi pada istri-istri mereka.”

“Buatlah para istri menjadi sangat letih pada malam hari, buatlah mereka sering sakit kepala.” “Jika para istri tidak memberikan cinta yang diinginkan sang suami, maka akan mulai mencari diluaran. Hal inilah yang akan mempercepat retaknya sebuah keluarga.”

“Terbitkan buku-buku cerita untuk mengalihkan kesempatan mereka untuk mengajarkan anak-anak mereka akan makna shalat.”

“Sibukkan mereka sehingga tidak lagi punya waktu untuk mengkaji bagaimana Alloh menciptakan alam semesta. Arahkan mereka ketempat-tempat hiburan, fitness, pertandingan-pertandingan, konser musik dan bioskop. Buatlah mereka menjadi SIBUK, SIBUK DAN SIBUK.”

“Perhatikan, jika mereka jumpa dengan orang sholeh, bisikkan gosip-gosip dan percakapan tidak berarti, sehingga percakapan mereka tidak berdampak apa-apa.”

“Isi kehidupan mereka dengan keindahan-keindahan semu yang akan membuat mereka tidak punya waktu untuk mengkaji kebesaran Alloh.”

“Dan dengan segera mereka akan merasa bahwa keberhasilan, kebaikan/kesehatan keluarga adalah merupakan hasil usahanya yang kuat (bukan atas izin Alloh).”
“PASTI BERHASIL!, PASTI BERHASIL!!”, “RENCANA YANG BAGUS”
“Iblis, syaitan dan jin kemudian pergi dengan penuh semangat melakukan tugas MEMBUAT MUSLIM MENJADI LEBIH SIBUK, LEBIH KALANG KABUT, DAN SENANG HURA-HURA.”

“Dan hanya menyisakan sedikit saja waktu buat Alloh Subhaanahu wa Ta'aala Sang Pencipta.”

“Tidak lagi punya waktu untuk bersilaturahmi dan saling mengingatkan akan Alloh dan RosulNya.”

Sekarang pertanyaan saya adalah !!!,

“ APAKAH RENCANA IBLIS INI AKAN BERHASIL ?!?”

“ ANDA SENDIRILAH YANG MENENTUKAN !!! ”

Walloohu A'lam Bishshowab...

Admin Comment ;

Artikel ini saya ambil dari file E-Mail saya yang sdh cukup lama usianya (11 Dec 2003), berasal dari miling list al-Azhar... Semoga tetap memberikan manfa'at, sebagai media muhasabah bagi kita semua.

Waspadai! Israel Luncurkan Tafsir Al-Quran Online, Quranet

Kementerian Luar Negeri Israel mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan proyek tafsir alquran online. Sejumlah negara-negara Arab mencurigai proyek yang menurut Israel bertujuan untuk menjembatani dunia Islam dengan Barat.

Kementerian Luar Negeri melibatkan sekitar 15 akademisi Muslim dari kalangan Arab Badui di Israel untuk membuat proyek yang diberi nama Quranet itu. Menurut Kementerian Luar Negeri, keterlibatan mereka sebagai bagian dari program Master mereka di bidang konseling di bidang pendidikan dan sebagai "alat pendidikan untuk mengungkap keindahan al-Quran dan penghormatan al-Quran terhadap kemuliaan umat manusia."

Israel juga melibatkan tiga ulama Islam yang akan memeriksa kembali keseluruhan isi Quranet. Meski demikian, pengawasan terhadap Quranet tetap berada di pihak Israel, yang menunjuk seorang Yahudi Profesor Dr. Ofer Grosbard sebagai pengawasnya.

Situs Kementerian Luar Negeri Israel menyebutkan, Quranet adalah proyek untuk mentransformasikan al-Quran menjadi alat yang unik dan bisa dimanfaatkan untuk sarana pendidikan bagi para orangtua dan guru. Dengan cara ini orang akan dengan mudah mengakses keindahan dan kekuatan al-Quran.

Untuk mengakses Quranet, para penggunanya tinggal memilih indeks topik yang diinginkan untuk mendapatkan ayat-ayat al-Quran yang relevan dengan topik terkait, disertai dengan penjelasan bagaimana cara mengimplementasikan ayat-ayat tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Proyek Quranet ditampilkan pada bulan Mei di aula gedung kepresidenan Israel di wilayah pendudukan Yerusalem. Selain meluncurkan situsnya, materi-materi Quranet juga akan diterbitkan dalam bentuk buku oleh Penerbit Universitas Ben Gurion.

Israel meluncurkan situs Quranet, karena terinspirasi dari seorang mahasiswa Badui yang sedang mengikuti pendidikan di bidang ilmu Psikologi Pembangunan. Mahasiswa itu mengatakan pada Profesor Grosbard bahwa ayat-ayat al-Quran mampu memberikan dampak yang dashyat bagi para orang tua yang berkonsultasi tentang problem anak-anak mereka.

Grosbard kemudian membawa al-Quran ke kelas mereka dan meminta para mahasiswa Badui itu menunjukkan ayat-ayat mana yang terkait dengan masalah pendidikan. Mereka kemudian memilih 300 ayat. Masing-masing ayat dikaitkan dengan cerita dan penjelasan singkat dari sisi pendidikan dan psikologi yang dibuat Grosbard. Ayat-ayat yang dipilih itu kebanyakan ayat-ayat yang berisi tentang tanggung jawab, saling menghormati dan kejujuran.

Namun proyek Quranet Israel ini menimbulkan kekhawatiran di dalam dan di luar Israel. Kementerian Agama Mesir menilai Israel akan memanipulasi al-Quran untuk kepentingannya sendiri. Deputi kementerian agama Mesir Syaikh Shawqi Abdul Latief menyatakan, kementeriannya akan mengeluarkan pernyataan tentang manipulasi dalam proyek itu dan akan mengeluarkan larangan terhadap Quranet di dunia Islam.

Pernyataan tegas juga dikeluarkan oleh Kementerian Agama Palestina yang meragukan validitas dari tafsir al-Quran versi Israel. Menurut kementerian itu, sudah ada tafsir-tafsir al-Quran yang benar dan tidak perlu diluncurkan tafsir seperti proyek Quranet Israel. (ln/al-araby)

Kasih Sepanjang Hayat

Jepang merupakan salah satu diantara negara yang dijuluki 7 macan Asia oleh seorang Futurolog kenamaan John Naisbit. Termasuk Indonesia, tapi macannya sudah ompong dan tua: mendesak untuk diregenerasi. Jepang terkenal dengan kemajuan teknologi (terobosan dan inovasi) dan SDM yang handal (tingkat pendidikan dan pendapatan). Lihat produk elektronik dan ilmu arsitekturnya (bangunan anti gempa dan rumah plastik) hingga era millenium ini seakan bisa dikategorikan zaman baru setelah zaman batu, zaman perunggu, zaman logam... zaman kayu masuk kaga ya?? Kategori zaman apa itu?: ZAMAN PLASTIK!!

Dibalik kejayaan tersebut (gold civilization), Jepang juga sedang dilanda masalah dalam kehidupan berbangsa, khususnya masalah fragmentasi sosial yang akut. Kehidupan metropolitan, fast food, dan instant life menuntut masyarakatnya untuk kompetitif alias SURVIVAL. Kultus demikian juga menuntut individu yang telah berumur 17 tahun (umur produktif) untuk mandiri alias angkat kaki dari rumah BOKAP dan NYOKAP. Manusia-manusia yang tidak produktif lagi (LANSIA) dikarantinakan di Panti Jompo agar tidak terlalu membebani anak-anaknya.

Banyak yang mampu bertahan dan sukses, namun banyak pula kisah pilu tentang beratnya deraan hidup di negeri Sakura ini.
Kisah ini saya dengar langsung dari orang yang bermata sipit itu (no RACISM).

Keluarga kecil yang terdiri dari 1 ibu dan 1 anak..
Seorang gadis yang hidup serumah dengan ibunya yang telah LANSIA..

Bertahan terhadap berbagai terpaan hidup dan kesulitan ekonomi..

Gadis ini sangat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya,
Apalagi memantijompokan ibunya yang sudah tua..
Ia tak punya uang untuk itu..

Ketika deraan hidup tak mampu lagi ia jalani..
Gadis itu berniat membawa ibunya ke suatu tempat yang tidak membutuhkan biaya sedikitpun, agar ia tak lagi terbebani oleh ibunya.
Dimana??: DI HUTAN!!

Pagi sekali, ia bergegas mengambil selembar kain dan menghampiri ibunya yang sedang terbaring sakit-sakitan.
Dengan nada lembut bak kasih sayang seorang anak ia membujuk ibunya untuk jalan-jalan ke suatu tempat.
Ibu tua yang sakit-sakitan itu, dengan cinta kasih terhadap anaknya menuruti permintaan si anak.

Digendonglah ibu tersebut ke tempat yang jauh dari rumah, tak ada orang-orang ataupun perkampungan dalam perjalanannya menuju hutan.

Dalam perjalanan ditengah hutan, ibu menangis pilu..
Karena ia tahu bahwa anaknya tak lagi membutuhkannya.
Tapi ibu tak kehabisan akal..

Sambil digendong oleh anaknya, ia mematahkan ranting-ranting semak yang ia lewati sebagai penanda jalan.

Tapi anak gadisnya tahu apa yang dilakukan ibunya.
Si anak membiarkannya karena berpikir ibunya juga sudah tak mampu berjalan sejauh yang ia tempuh..

Tibalah anak dan ibu itu disuatu tempat yang amat sunyi dimana suara-suara aktivitas manusia tak terdengar sedikit pun.
Sambil menangis pilu ia membujuk ibunya untuk turun dari gendongannya dan berkata:
Ibu, tunggu aku sebentar disini, aku ingin mengambil sesuatu disana..

Si ibu dengan ikhlas turun dari gendongan anaknya sambil menatap pilu anaknya..

Tatapan itu membuat anaknya makin iba..
Hingga anak itu tak kuat dan akhirnya berkata jujur:
Aku membuang ibu di hutan ini karena tak mampu lagi menghidupimu!!

Sambil terisak pilu:
Anak tersebut kembali bertanya pada ibunya..
Ibu, kenapa kamu mematahkan ranting-ranting semak dalam perjalanan tadi sedangkan engkau sendiri sudah tak mampu berjalan sejauh itu...

Dijawab sang ibu dengan penuh air mata cinta kasih:
PETANDA JALAN ITU UNTUK KAMU ANAKKU,
Agar nanti ketika engkau pulang tidak tersesat di hutan!!

Mendengar perkataan ibunya:
Tubuhnya terbujur kaku, seolah ia menjadi manusia terkeji dimuka bumi..
Gadis tersebut tak berucap apa-apa...
Dengan air mata penyesalan, ia langsung menyambar tubuh kurus ibunya yang tergeletak rapuh ditanah..
Untuk ia gendong kembali ke rumahnya...

Akhir cerita, ibu dan anak itu memilih untuk tetap hidup bersama...
Walau dalam dera hidup yang amat sangat..

2 hari kemudian..
Keduanya mati..
Digubuk kecil mereka...


Pesan renungan:
Ya Allah, maafkan hamba-MU yang naif ini...
Aku tak sanggup mengesakan-MU...
Karena masih ada cinta untuk yang lain...
Untuk IBUKU...