Amal Shalih Adalah Suatu Kelaziman
Di Tulis Oleh Al Ustadz Marwan
Para pembaca rahimakumullah.
Kehidupan di dunia ini adalah bukan
untuk kehidupan dunia semata, kalau demikian halnya yaitu kehidupan di
dunia ini semata untuk dunia maka kehidupan seseorang tersebut adalah
tercela dan bukan merupakan kebahagiaan kehidupan. Karena kehidupan
dunia semata tanpa adanya amalan shalih sungguh akan cepat berlalu dan
diakhiri dengan kerugian di hari kemudian nanti. Allah Ta’aala berfirman
:
لَّهُمْ عَذَابٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَشَقُّ ۖ وَمَا لَهُم مِّنَ اللَّهِ مِن وَاقٍ
Bagi mereka azab dalam kehidupan
dunia dan Sesungguhnya azab akhirat adalah lebih keras dan tak ada bagi
mereka seorang pelindungpun dari (azab) Allah.(ar-Ra’du : 34).
Demikianlah gambaran kehidupan
orang-orang kafir, karena jelas bagi mereka bahwa mereka hidup di dunia
ini adalah semata untuk dunia dan sedikitpun tidak terdapat bagi mereka
amalan shalih, sehingga kehidupan mereka itu adalah terhitung sebagai
kehidupan yang tercela, sekalipun ada pada mereka
keistimewaan-keistimewaan fasilitas kehidupan dunia, yang bahkan mungkin
tidak dimiliki oleh orang-orang yang beriman sekalipun. Akan tetapi
sungguh apa yang mereka miliki itu begitu cepat akan sirna, hingga
kemudian mereka akan mati dan diadzab di dalam kuburnya, kemudian mereka
akan dibangkitkan untuk selanjutnya memenuhi neraka, sungguh neraka
adalah sejelek-jelek tempat kembali. Demikianlah yang dimaksud dengan
adzab yang bersambung sebagaimana yang termaktub pada ayat di atas.
Sehingga, amalan shalih adalah suatu
kelaziman pada kehidupan ini. Adalah kebahagiaan kehidupan yang hakiki.
Adalah manusia terbaik, yaitu seorang yang mengisi waktu-waktunya dan
yang senantiasa menyertakan di dalam kehidupannya dengan amalan yang
mengantarkan kepada kebaikan dunia dan akhiratnya. Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ، وَشَرُّ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُه
“Sebaik-baik manusia adalah yang
panjang umurnya dan baik amalannya. Dan sejelek-jelek manusia adalah
orang yang panjang umurnya dan jelek amalannya.” (HR. Ahmad,
At-Tirmidzi dan Al-Hakim dari Abu Bakrah –radhiallahu ‘anhu. Bisa
dilihat di dalam kitab Shahih Al-Jami’ no. 3297).
Dan kehidupan dunia yang senantiasa
seseorang menyertainya dengan amalan shalih, sungguh akan tetap jejaknya
dan akan bersambung kebaikannya tanpa ada akhir. Karena kehidupan dunia
yang disertai dengan amalan shalih itu sungguh akan bersambung
kebahagiannya hingga di kehidupan akhirat. Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam bersabda :
اللَّهُمَّ لا عَيشَ إلا عَيش الآخرة
Ya Allah sungguh tidaklah ada kehidupan (yang sesungguhnya) kecuali kehidupan akhirat.
Kehidupan seorang yang beriman, adalah
kehidupan yang bersambung kebaikan dan kebahagiaannya hingga pada
kehidupan di akhirat. Di dunia mereka bahagia dengan merasakan ketaatan
kepada Allah Ta’aala, hatinya tenteram karena senantiasa lisannya
berdzikir kepada Allah Ta’aala. Kelezatan iman ada pada kehidupan
seorang yang beriman dan beramal shalih di dunia ini.
Masih berlanjut. Di alam barzakh (kubur) baginya dibukakan pintu surga, baginya kebaikan dan kenikmatan.
Tidak berhenti, di hari kebangkitan ia
dalam keadaan sebaik-baik keadaan. Dihisab dengan hisab yang mudah, ia
mendapatkan perlindungan Allah Ta’aala, di mana di hari tersebut
tidaklah terdapat perlindungan kecuali perlindungan dari Allah Ta’aala.
Hari yang sangat dahsyat, setiap individu hanya memikirkan nasibnya
sendiri. Hari sebagaimana dinyatakan di dalam firman Allah Ta’aala :
فَإِذَا
جَاءَتِ الصَّاخَّةُ () يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ ()
وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ () وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ () لِكُلِّ امْرِئٍ
مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ
Pada hari ketika manusia lari dari
saudaranya, Dari ibu dan bapaknya, Dari istri dan anak-anaknya.Setiap
orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup
menyibukkannya.(‘Abasa : 34-37).
Kemudian, terus-menerus dan kekal
selamanya. Dimasukkan ke dalam surga, negeri kenikmatan dan negeri
kekekalan, tidak berasa kepayahan dan kelelahan, tidak dikhawatirkan
rasa kesedihan, kegalauan, tidak akan mati dan tidak akan pernah
dikeluarkan darinya, firman Allah Ta’aala :
لَا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُم مِّنْهَا بِمُخْرَجِينَ
Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya. (al-Hijr : 48).
Para pembaca rahimakumullah.
Demikianlah kehidupan yang baik, sebagaimana disebutkan di dalam firman Allah Ta’aala :
مَنْ
عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم
بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal
saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka
Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[ dan
Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.(an-Nahl : 97).
Wallahu Ta’aala A’lam.
No comments:
Post a Comment