Wednesday 13 August 2008

MENYAMBUT BULAN RAMADHAN

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh,

Saudara2 ku yang semoga senantiasa didalam keridhoan Allah Subhanahu wa ta’ala,

Puji syukur kepada kepada Allah yang senantiasa memberikan berbagai nikmat kepada kita, terutama dua kenikmatan yang tidak diberikan kepada hamba-hamba Nya yang ingkar, yaitu nikmat iman dan Islam, serta semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para shabat, serta kepada para pengikutnya yang setia.

Saudara-saudaraku saat ini mungkin hati dan fikiran kita tengah disibukkan dengan kegiatan dan berbagai planning kehidupan yang akan kita lakukan esok, lusa atau bahkan bagi masa depan kita.

Sekedar mengingatkan, agar tidak kita lupakan, bahwa tidak lama lagi bulan yang penuh dengan barokah, dan magfiroh dari Allah akan segera tiba, bulan yang didalamnya terdapat satu malam yang keutamaannya melebihi dari pada seribu bulan yaitu bulan Ramadhan.

Namun sayangnya, setiap Ramadhan datang menyapa, justru kita yang menyia-nyiakannya, padahal Ramadhan menghendaki kita keluar sebagai pemenang, sebagai seorang yang anak manusia yang bersih dari Dosa dan kesalahan serta mendapat predikat Muttaqin dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Lantas bagaimana agar kita tidak mengulangi kesalahan-kesalahan masa lalu agar setelah selesai Ramadhan kita menjadi salah satu pemenangnya? Barangkali beberapa cara dibawah ini bisa bermanfaat bagi kita :

Menyapa lebih dahulu sebelum disapa

Kita persiapkan diri kita untuk menyambut datangnya Ramadhan dengan berlatih, seperti yang dilakukan kesebelasan sepak bola Inggris. Mereka giat berlatih agar bisa keluar sebagai pemenang dalam menyambut kejuaran piala dunia, padahal kejuaraan tesebut baru akan diselenggarakan 3 tahun kedepan. Sementara Ramadhan adalah salah satu event yang lebih penting dari sekedar menyepak bola akan hadir tidak kurang dari 2 bulan lagi.

Mulailah kita sambut bulan Ramadhan untuk berpuasa sebanyak2nya hitungan dibulan sya’ban, sebagaimana Rasulullah lakukan setiap kali menjelang ramadhan, sebagaimana Aisyah ra meriwatkan,

“ Aku tidak melihat beliau lebih banyak puasanya diluar Ramadhan selain pada bulan Sya’ban (HR. Bukhari).

Didalam riwayat yang lain, Anas ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW ditanya oleh seseorang “ Puasa apakah yang lebih utama diluar puasa Ramadhan ?” beliau menjawab, “ Puasa sya’ban untuk menghormati Ramadhan,” (HR. Tirmidzi)

Mengenali Keagungan dan Keistimewaan Ramadhan

Mencintai sesuatu rasanya sulit dilakukan jika kita belum mengenalnya terlebih dahulu, atau paling tidak ada sedikit pengetahunan kita yang bisa merekatkan dan mengakrabkannya dengan hati kita, jika ini tidak ada, maka betapapun istimewanya sesuatu itu, mungkin ia tidak akan menarik perhatian kita, hanya sekedar tahu, setelah itu berlalu begitu saja.

Ramadhan bukanlah hanya sekedar tidak makan disiang hari serta sholat sunnah tarowih dimalam harinya, namun sesungguhnya Ramadhan dengan kewajiban berpuasa disiang harinya adalah bulan yang menjadi wasilah dan jalan menuju taqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana dijelaskan dalam ayat yang sudah sering kali kita dengar,

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa,” (QS. Al Baqarah : 183)

Namun kita tidak akan bisa tergerak untuk menggapai keagungan dan keistimewaannya jika kita tidak berusaha mengenalinya rahasia-rahasia, hikmah-hikmah dan keutamaannya melalui belajar, bertanya, atau apa saja yang bisa kita lakukan,

Sapalah Ramadhan karena kita mengenalnya, agar ia juga menyapa kita..

Menjaga kesucian hati, lidah, serta menyingkirkan Iri dan Dengki

Untuk mendapatkan keberkahan dan keutamaan Ramadhan, bukan hanya fisik yang harus dipuasakan, akan tetapi hati juga harus dipuasakan, karena seringkali puasa dan amal-amal kebaikan kita di bulan Ramadhan tidak bernilai apa-apa karena hati dan lidah yang tidak kita puasakan.

Puasanya hati adalah menghidari dari sesuatu yang merusaknya, seperti kemusyrikan, ketidak ikhlasan serta menjauhkk dari niat yang buruk. Bersikap sombong serta tinggi hati

Sedangkan puasa lidah adalah menghindar dari bergunjing, ghibah, berkata kasar kepada sesama.

Abdullah bin Amar bin Ash meriwayatkan, bahwa seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah,” Siapakah manusia yang paling mulia?” Rasulullah menjawab,” Orang yang bersih hatinya dan baik lisannya.”

Demikianlah semoga Allah selalu memberi kekuatan kepada kita untuk selalu istiqomah didalam menjalankan perintahnya, serta menjauhi segala larangannya, juga menjadikan kita orang-orang yang mampu menjaga hati dan lidah.

Dan kita berharap, semoga Allah memberikan kita kesempatan untuk bisa beribadah dibulan Ramadhan yang akan datang dengan kesungguhan, karena kita tidak mengerti, barangkali ini merupakan Ramadhan yang terakhir bagi kita,

Hanya Allah yang Maha Mengetahui..

Mohon maaf bila khilaf….

Mohon nasehat bila tersesat….

Subhanakallahuma wabihamdika asyhadu alaillaha ila anta astagfiruka wa’atubuilaika.

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh….

*** ABI AQILA***

No comments: