Wednesday 13 August 2008

Kasih Sepanjang Hayat

Jepang merupakan salah satu diantara negara yang dijuluki 7 macan Asia oleh seorang Futurolog kenamaan John Naisbit. Termasuk Indonesia, tapi macannya sudah ompong dan tua: mendesak untuk diregenerasi. Jepang terkenal dengan kemajuan teknologi (terobosan dan inovasi) dan SDM yang handal (tingkat pendidikan dan pendapatan). Lihat produk elektronik dan ilmu arsitekturnya (bangunan anti gempa dan rumah plastik) hingga era millenium ini seakan bisa dikategorikan zaman baru setelah zaman batu, zaman perunggu, zaman logam... zaman kayu masuk kaga ya?? Kategori zaman apa itu?: ZAMAN PLASTIK!!

Dibalik kejayaan tersebut (gold civilization), Jepang juga sedang dilanda masalah dalam kehidupan berbangsa, khususnya masalah fragmentasi sosial yang akut. Kehidupan metropolitan, fast food, dan instant life menuntut masyarakatnya untuk kompetitif alias SURVIVAL. Kultus demikian juga menuntut individu yang telah berumur 17 tahun (umur produktif) untuk mandiri alias angkat kaki dari rumah BOKAP dan NYOKAP. Manusia-manusia yang tidak produktif lagi (LANSIA) dikarantinakan di Panti Jompo agar tidak terlalu membebani anak-anaknya.

Banyak yang mampu bertahan dan sukses, namun banyak pula kisah pilu tentang beratnya deraan hidup di negeri Sakura ini.
Kisah ini saya dengar langsung dari orang yang bermata sipit itu (no RACISM).

Keluarga kecil yang terdiri dari 1 ibu dan 1 anak..
Seorang gadis yang hidup serumah dengan ibunya yang telah LANSIA..

Bertahan terhadap berbagai terpaan hidup dan kesulitan ekonomi..

Gadis ini sangat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya,
Apalagi memantijompokan ibunya yang sudah tua..
Ia tak punya uang untuk itu..

Ketika deraan hidup tak mampu lagi ia jalani..
Gadis itu berniat membawa ibunya ke suatu tempat yang tidak membutuhkan biaya sedikitpun, agar ia tak lagi terbebani oleh ibunya.
Dimana??: DI HUTAN!!

Pagi sekali, ia bergegas mengambil selembar kain dan menghampiri ibunya yang sedang terbaring sakit-sakitan.
Dengan nada lembut bak kasih sayang seorang anak ia membujuk ibunya untuk jalan-jalan ke suatu tempat.
Ibu tua yang sakit-sakitan itu, dengan cinta kasih terhadap anaknya menuruti permintaan si anak.

Digendonglah ibu tersebut ke tempat yang jauh dari rumah, tak ada orang-orang ataupun perkampungan dalam perjalanannya menuju hutan.

Dalam perjalanan ditengah hutan, ibu menangis pilu..
Karena ia tahu bahwa anaknya tak lagi membutuhkannya.
Tapi ibu tak kehabisan akal..

Sambil digendong oleh anaknya, ia mematahkan ranting-ranting semak yang ia lewati sebagai penanda jalan.

Tapi anak gadisnya tahu apa yang dilakukan ibunya.
Si anak membiarkannya karena berpikir ibunya juga sudah tak mampu berjalan sejauh yang ia tempuh..

Tibalah anak dan ibu itu disuatu tempat yang amat sunyi dimana suara-suara aktivitas manusia tak terdengar sedikit pun.
Sambil menangis pilu ia membujuk ibunya untuk turun dari gendongannya dan berkata:
Ibu, tunggu aku sebentar disini, aku ingin mengambil sesuatu disana..

Si ibu dengan ikhlas turun dari gendongan anaknya sambil menatap pilu anaknya..

Tatapan itu membuat anaknya makin iba..
Hingga anak itu tak kuat dan akhirnya berkata jujur:
Aku membuang ibu di hutan ini karena tak mampu lagi menghidupimu!!

Sambil terisak pilu:
Anak tersebut kembali bertanya pada ibunya..
Ibu, kenapa kamu mematahkan ranting-ranting semak dalam perjalanan tadi sedangkan engkau sendiri sudah tak mampu berjalan sejauh itu...

Dijawab sang ibu dengan penuh air mata cinta kasih:
PETANDA JALAN ITU UNTUK KAMU ANAKKU,
Agar nanti ketika engkau pulang tidak tersesat di hutan!!

Mendengar perkataan ibunya:
Tubuhnya terbujur kaku, seolah ia menjadi manusia terkeji dimuka bumi..
Gadis tersebut tak berucap apa-apa...
Dengan air mata penyesalan, ia langsung menyambar tubuh kurus ibunya yang tergeletak rapuh ditanah..
Untuk ia gendong kembali ke rumahnya...

Akhir cerita, ibu dan anak itu memilih untuk tetap hidup bersama...
Walau dalam dera hidup yang amat sangat..

2 hari kemudian..
Keduanya mati..
Digubuk kecil mereka...


Pesan renungan:
Ya Allah, maafkan hamba-MU yang naif ini...
Aku tak sanggup mengesakan-MU...
Karena masih ada cinta untuk yang lain...
Untuk IBUKU...

No comments: