Wednesday 13 August 2008

Duh, Sungguh Mengerikan!

Sebagaimana yang kita telah kita ketahui bersama, bahwa landasan kita beragama dari dari AlKitab dan Assunnah (shahihah), yang diturunkan oleh Allah kepada NabiNya yang mulia, Shallallahu alaihi wasallam.
Jika Al Qur'an, Allah sendiri telah menjaminnya, didalam ayatNya;

[15.9] Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.

Inilah mukjizat terbesar yang dikaruniakan Allah kepada Nabi Muhammad, yakni Al Qur'an yang terpelihara sampai datangnya hari pembalasan.

Disamping Al Qur'an juga terdapat Assunnah, sebagai landasan hukum bagi seorang muslim. Tentunya, sunnah yang dimaksud adalah sunnah yang shahihah. Karena kita juga telah mengenal, bahwa hadits Nabi, secara umum dapat digolongkan beberapa derajat, yakni shahih, hasan, (kedua derajat inilah yang dipakai sebagai landasan), hadits dhoif (lemah),
dan maudhu' atau palsu.

Ini pun terpelihara, karena pada hakikatnya, yang disampaikan oleh Nabi Shallallahu alaihi wasallam adalah wahyu dari Allah juga;

[53.3] dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya.
[53.4] Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),

Nah, sekarang, cobalah anda ketikkan di Google search kalimat ini:

"Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan)"

Anda akan sampai pada banyak link dengan embel-embel kata-kata (Muttafaq Alaih) seperti dibawah ini;

"Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan)" (Muttafaq Alaih)

Muttafaq alaihi/muttafaqun alaihi berarti hadits tersebut telah disepakati keshahihannya oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Dua Imam besar dalam ilmu hadits, yang sama-sama kita maklumkan bahwa seshahih-shahih kitab, setelah Al Qur'an adalah Kitab Shahih Imam Al
Bukhari.

Namun pertanyaannya apakah benar perkataan:"Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan...." adalah riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim???

Sungguh mengerikan!!!

Ternyata, perkataan yang dimaksud dengan embel-embel Muttafaqun Alaihi ternyata perkataan ini adalah perkataan yang TIDAK ADA ASAL USULNYA!!!

Dalam kitabnya Hadits-Hadits Dlo'if dan Maudhu' jilid 1, al ustadz Abdul Hakim -hafidzahullah- mengatakan berkenaan dengan hadits yang dibawakan ini pada halaman 336.

- awal kutipan-

"Kami kaum yang tidak makan sampai kami lapar, dan apabila makan, kami tidak sampai kenyang."

TIDAK ADA ASALNYA. Hadits yang masyhur ini, yang beredar demikian cepatnya dari mulut ke mulut, dari satu mimbar ke mimbar yang lainnya, yang disandarkan atas nama Nabi yang mulia Shallallahu alaihi wasallam, sama sekali tidak ada asal usulnya. Bertahun-tahun lamanya saya mencari sanad hadits ini dalam kitab-kitab hadits dan yang selainnya, hanya untuk mengetahui asal-usul hadits yang sangat masyhur ini, tetapi saya tidak menemukannya sampai hari ini saya menuliskannya dan memasukkannya di kitab saya ini.

-selesai kutipan-

Berarti TIDAKLAH SAH, menisbatkan kalimat yang masyhur tersebut kepada perkataan Nabi, dengan embel-embel Muttafaqun 'alaihi. Lihatlah, (bahkan) sanadnya saja TIDAK DIKETEMUKAN! akan tetapi, apa lacur, kemudian perkataan tersebut sudah dilekatkan kepada kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.

Sungguh jauh panggang dari api!

Terakhir, sebagai pengingat-ingat, mudah-mudahan peringatan Nabi ini, dapat menjadi peringatan, agar kita berhati-hati didalam menyandarkan perkataan atau kalimat kepada Nabi kita yang mulia Shallallahu alaihi wasallam;

"Barangsiapa menyampaikan suatu perkataan dariku yang telah diketahui bahwa itu adalah kedustaan yang dibuat-buat, maka ia termasuk salah seorang pendusta." (HR. Muslim)

Wallahu a'lam

No comments: